Senin, 12 Oktober 2015

Fitrah Manusia Sebagai Khalifah, Namun Diabaikan

Assalamu'alaikum Wr. Wb.


Saya akan membahas tentang, kenapa sih tugas manusia untuk menjadi seorang pemimpin dalam bahasa inggris sering kita sebut Leader dan dalam Islam itu adalah Khalifah, dimuka atau permukaan bumi ini sering diabaikan?

Image result for khalifah

Kita ke paling dasar, "Khalifah" apa sih khalifah itu? Simplenya itu pemimpin umat, yang sudah pasti tugasnya memimpin dan itu adalah fitrah bagi manusia.
Namun karena satu dan lain hal, fitrah itu tersembunyi yang dalam bahasa inggris kita sebut Hidden. Bener gak?

Fitrah itu tersembunyi, tercemar bahkan mungkin telah hilang.

Apa akibatnya? Banyak orang yang merasa dirinya bukan pemimpin (khalifah), atau meragukan kepemimpinan yang ada dalam dirinya.

Dalam hal ini, ada faktor yang membuat manusia merasa ragu akan kepemimpinan atau kekhalifahan pada dirinya, diantaranya yaitu :






1. Kurang memahami diri sendiri.
Sudah jelas, kalau kita kurang paham diri sendiri gimana mau jadi khalifah atau pemimpin yang paham umatnya?
Jika kita paham dengan diri sendiri maka kita akan mengenal Allah. Nabi Muhammad SAW bersabda : "siapa yang mengenal dirinya akan mengenal Tuhannya."
Mengenal diri sendiri adalah dasar atau base dari Kecerdasan Spiritual (SQ)

2. Kurang kesadaran akan perasaan diri.
Karena, untuk menjadi khalifah itu kita harus "melek emosi."
Kita harus dapat mengenali diri sendiri dan perasaan apapun yang sedang dirasakan.
Ini adalah dasar dari Kecerdasan Emosional (EQ)

3. Kurang dalam mengendalikan diri.
Pengendalian diri itu berarti sadar secara penuh akan apa yang dilakukan. Ini adalah hasil dari Kecerdasan Emosional (EQ) yang tinggi.

Maka, jika anda ingin menjadi khalifah atau bahkan anda harus menjadi khalifah, kenapa harus? karena sudah jelas, kalau khalifah itu adalah fitrah bagi manusia. Anda harus paham akan diri sendiri, sadar akan perasaan diri dan dapat mengendalikan diri dengan baik dalam hal ini selalu berfikir positif atau dalam bahasa inggris kita kenal Positive Thinking..

Sekian dari saya,
Terima kasih
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Kamis, 01 Oktober 2015

Ringkasan : Penentuan Mannitol

Penentuan Mannitol Secara Amperometri Denyut (PAD) Dalam Sistem Alir (FIA)

Abstrack :
Mannitol bersifat elektroaktif dan ditentukan secara amperometri

Analisi amperometri didasarkan pada arus difusi terhadap konsentrasi pada potensial dan waktu yang tetap.

Penelitian ini melakukan optimasi potensial dan waktu penerapan potensial dengan teknik amperometri denyut yaitu PAD (Pulse Amperometry Detection) dalam sistem alir.

Dalam sistem alir potensial kerja oksidasi & reduksi digunakan secara berturut-turut sebesar 0,2V selama 0,7s. 0,8V selama 0,6s dan -0,8V selama 2,4s. Kisaran konsentrasi linier, batas deteksi, sensitifitas & linieritas berturut-turut pada teknik PAD sistem alir 1x10-4 M sampai 1x10-2 M, μM, 5040 μA/M, 0999.

Kata Kunci :
Mannitol, Pulse Amperometry Detection, sistem alir (FIA)

Pendahuluan :
Mannitol termasuk gula alkohol dalam zaitun, manna, labu, bawang, rumput laut, cokelat & jamur tanduk, dengan rumus kimia C6H14O6.
Mannitol digunakan dalam bidang makanan, petunjuk keberadaan bakteri Leuconotos mesenteroides pada proses pembuatan gula, dan pemanis buatan.

Konsumsi mannitol lebih dari 20 gram per hari akan memberikan efek laksatif. Dan diperlukan suatu metode untuk menentukan kadar mannitol. Metode ini adalah elektroforesis kapiler & kromatografi cair kinerja tinggi. Akan tetapi, kedua metode tersebut menggunakan teknik pemisahan sehingga akan membutuhkan waktu yang lebih lama.

Metode Penelitian :
Bahan :
- Padatan NaOH
- D-mannitol
- Air deionisasi
Alat :
- Elektroda emas Ø 1,6mm
- Elektroda counter platinum
- Elektroda pembanding Ag/ AgCl
- Pompa peristaltik
- Potensiostat
Prosedur Kerja :
Elektroda kerja Au dan counter electrode Pt dipoleskan dengan padatan alumina Ø0,3
μm dan disonikasi dengan air deonisasi. Kemudian elektroda ditempatkan dalam sel lapis tipis dalam sistem alir. Larutan NaOH 0,1 M dialirkan dalam sistem alir menggunakan pompa peristaltik. Larutan sampel sebanyak 60 μL ditambahkan ke dalam sel elektrokimia sistem alir menggunakan injektor sampel manual. Lalu menentukan kisaran potensial kerja mannitol dengan voltametri siklik. Kemudian dibuat kurva hubungan antara difusi terhadap konsentrasi untuk menentukan parameter analisis.

Hasil dan Pembahasan :

Pengkondisian Pengukuran

- Voltamogram siklis dari larutan NaOH 0,1 M (A) & larutan NaOH 0,1 M mannitol 2,5 mM (B)
- Kurva hubungan antara potensial dengan arus difusi

Penentuan waktu penerapan potensial

- Chronoamperogram larutan mannitol. Titik I merupakan pengukuran potensial kerja, titik II merupakan potensial pembersih 0,8 V, dan titik III merupakan pengukuran potensial pembersih -0,8 V

Penentuan parameter analisis

- Pengukuran larutan mannitol konsentrasi 1x10-4 M sampai 1 M dengan teknik PAD dalam sistem alir (FIA

- Kurva konsentrasi linier 1x10-4 M sampai 1x10-2 M

Kesimpulan :
Pengukuran larutan mannitol dengan teknik PAD dalam sistem alir (FIA) memiliki kisaran konsentrasi linier 1x10-4 M sampai 1x10-2 M. Penggunaan metode elektrokimia dalam pengukuran mannitol tidak membutuhkan proses pemisahan pada pengerjaannya sehingga dapat disimpulkan bahwa pengukuran mannitol dengan teknik PAD lebih sederhana dan lebih cepat.

Daftar Pustaka :
1.BPOM. 2011. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan RepublikIndonesia Nomor Hk.03.1.5.12.11.09955 Tahun 2011 Tentang Pendaftaran PanganOlahan. Jakarta: Badan Pengawan Obat dan Makanan
2.Chen, G., Luyan.Z., Xingliang.W., and Jiannong,Y. 2005. Determination of Mannitoland Three Sugar in Ligustrum lucidum Ait. by Capillary Electrophoresis withElectrochemical Detection, Analytica Chimica Acta, volume 530, halaman 15-21
3.Eggleston, G., William Harper. 2006. Determination of Sugarcane Deterioration at theFactory: Development of a Rapid, Easy and Inexpensive Enzymatic Method toMeasure Mannitol, Food Chemistry, volume 98, halaman 366–372.
4.. ESA. Technical Note : The Working Electrode-2. http://www.esainc.com diaksestanggal 1 Oktober 2013, jam 13.00 WIB
5.Koryta,J., Jiri.D., and Ladislav,K. 1993. Principles of Electrochemistry SecondEdition, England : John Wiley & Sons Ltd.
6.Mursito,B, Patrick, Ahmad,D., dan Leonardus, S.B.K. 2009. Isolasi Senyawa Manitoldan Ergosterol dari Fraksi Isopropanol Jamur Tanduk (Termitomyces eurrhizus Berk),Jurnal ilmu Kefarmasian Indonesia,volume 7, No.2, halaman 79-83
7.Priyadi,Y.S. 2012. Sintesis Manitol dari Fruktosa dengan Katalis Raney-Nikel, SkripsiFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, Jakarta.
8.Rowe et.al. 2012. Handbook of Pharmaceutical Excipients, 7th edn. London:Pharmaceutical Press
9.Saha, B.C., Michael Rachine. 201. Biotechnological Production of Mannitol And ItsApplications, Appl microbial biotechnol, volume 89, halaman 879-891
10.Somasundrum,M., and Werasak,S., 2012, Food and Nutritional Components, TheRoyal Society of Chemistry, Thailand
11.Steinbach,A., and Andrea Wille. 2010. Determining Carbohydrates in Essential andNon-Essential Foodstuff Using Ion Chromatography, Separation Science, volume 13,issue 4.
12.Stradiotto, N.R., Hideko,Y., Maria,V. 2003. Electrochemical Sensors: A PowerfulTool in Analytical Chemistry. J. Braz.Chem. Soc, volume 14, halaman 159-173
13.Wang, Joseph. 2006. Analytical Electrochemistry Third Edition. New Jersey : JohnWiley & Sons, Inc
14.Wring,S.E., A. Terry, R. Causon, and W.N. Jenner. 1998. The Electroanalysis ofMannitol, Xylose and Lactulose at Copper Electrodes: Voltammetric Studies andBioanalysis in Human Urine by Means of HPLC with Electrochemical Detection,Journal of Pharmaceutical and Biomedical Analysis, volume 16, halaman 1213–1224

15. Rara Aulia Arumdati, Ani Mulyasuryani*, Qonitah Fardiyah. Universitas Brawijaya Malang. 2004. Penentuan Mannitol Secara Amperometri Denyut (PAD) Dalam Sistem Alir (FIA) : Kimia Student Journal, Vol. 1, No. 2, pp. 189-195